09 June 2009

Dosen Broadcast (part 2)

"Selamat sore semuanya"
"Selamat sore Pak" jawab mahasiswa seadanya...
Itulah sejimpit kalimat yang dikeluarkan oleh dosen dan mahasiswa setiap hari Senin pukul 15.20 - 17.00 di kelas broadcasting semester 1.
Drs. Yant Mujiyanto
Dosen yang berkantor di FKIP UNS sekaligus dosen broadcasting FISIP UNS (setauku sih begitu). Sepertinya tempat beliau di FISIP hanya sebagai pekerjaan berskala kecil aja, karena sebagian besar waktunya dihabiskan di FKIP dan sebagian besar cintanya ditumpahkan di FKIP (setauku lagi nih, ga tau aslinya gimana).
Pak Yant dengan mata kuliah Bahasa Indonesia selalu mengadakan kuliah secara rutin, jam kuliahnya jarang bolong. Rajin bener ya Pak! ^^v
Ga seperti dosen-dosen lainnya, dosen yang ini terlihat lebih "plus" dibanding dosen lainnya. Beliau selalu berpakaian rapi. Selalu hem lengan panjang, celana formal, dan sepatu PDH.
Pernah aku lagi ngumpul sama kakak-kakak tingkat broadcasting. Mereka tanya tentang dosen-dosen semester 1 sampai akhirnya menanyakan (dalam Bahasa Jawa)
"Lah dosenmu Bahasa Indonesia sopo Saf?" (dalam bahasa Indonesia= Dosen Bahasa Indonesia kamu siapa Saf?)
"Pak Yant mas" (Pak Yant mas)
"Pak Yant kui sing ndi to?" (Pak Yant itu yang mana sih?)
"Kui loh mas, sing nek kuliah mesti nganggo mike ben suarane tekan mburi kelas" (Itu lho mas, yang waktu kuliah pasti pakai mike supaya suaranya sampai belakang kelas)
"Oh kui to, sing nek teko ra koyo dosen kui to?" (Oh itu ya, yang kalau datang ga seperti dosen itu ya?)
"Maksud'e pie mas? Kok iso ra koyo dosen?" (Maksudnya gimana mas? Kok bisa ga seperti dosen?)
"Lah kan nek teko mesti nganggo topi, dadi ra koyo dosen" (Nah kan kalau datang pasti pakai topi, jadi ga seperti dosen)
"Ohhhhh ngono to, biasa wae ah mas" (Ohhhhh gitu ya, biasa aja ah mas)
Wow, jadi menurut mereka itu kira-kira begini, dosen kurang patut mengenakan topi di lingkungan kampus. Kira-kira begitu.
---(Itu sih pendapat salah satu kakak tingkat, maaf ya pak)---
---(Kalau saya malah ga perhatiin hal kaya gitu pak ^^v Sekali lagi maaf ya paaak)---
---(Dan menurut saya, Pak Yant malah dosen yang rapi dan taat)---
Lanjuuut...
Pak Yant satu-satunya dosen semester 1 yang ngedarin buku. Kalau dosen-dosen lain sih cuma kasi fotokopian, tapi Pak Yant ini satu-satunya yang ngedarin buku, walaupun bayar sih... (alias beli)
Ga sia-sia juga beli ntuh buku. Isinya berguna banget buat nyusun makalah, TA, bahkan thesis.
Dosenku ini punya satu kebiasaan, yaitu menghafal mahasiswanya secara tertentu yang memang ingin dia hafal. Soalnya ga tau juga sih beliau menghafal mahasiswanya berdasarkan apa. Contoh yang aku ingat adalah mahasiswa berinisial "RR" (sebut saja ian) dan aku sendiri. Beliau hafal banget sama ian dengan sebab (kalau ga salah) ian mirip putrinya. Sedangkan beliau menghafal aku dengan sebab nama tengahku sma dengan nama tengah putrinya.
Wow... Pak Yant ga pernah lupa sama ian dan aku setiap manggil daftar absen.
Hobi beliau yaitu menyisipkan kata-kata mutiara dalam setiap kalimat yang sedang dipaparkan. Ada kata-kata mutiara yang selalu aku dengar dari TK sampai kata-kata mutiara yang belum pernah aku dengar sama sekali. Karena penasaran dan tertarik dengan kata-kata mutiara beliau, pernah satu hari aku mencatat semua kata-kata mutiara yang diucapkan beliau, salah satunya
"Di atas langit masih ada langit, di balik bukit masih ada bukit"
Tapi pencatatanku cuma berlangsung sehari itu aja, hari-hari kuliah selanjutnya udah konsen ke materi... hmmmmm paling engga, ada sedikit pengetahuan.
Sayang oh sayang sekali, ada sebuah hambatan pada hari ujian semester mata kuliah Bahasa Indonesia. Hasilnya, nilai akhirku ga sesuai seperti apa yang tercermin saat hari-hari kuliah sebelumnya. Ya masa' sih mahasiswa -serajin- (wuuuooooh!) aku dapat nilai E??????????????????Tunggu aku di semester 3 ya Pak Yaaaaaant ^^v
I love you ---

Read more...

05 June 2009

Dosen Broadcast (part1)

Drs. H. Dwi Tiyanto
Bapak yang satu ini unik.
Semua serba unik.
Aku masih ingat, pertama kasi kuliah itu Pak dosen bawa beberapa bendel transparansi yang sepertinya bakal jadi materi mahasiswanya di kelas itu.
Kuliah dibuka dengan kalimat pembuka dan perkenalan pada umumnya. Setelah menambahkan beberapa joke pada perkenalannya, beliau berjalan ke kursi dosen untuk meraih tas kulitnya sembari melanjutkan joke-nya. Itulah, map ala beliau keluar dari tas serasa mapnya ingin bernafas keluar dari tas. Dari dalam map keluar lagi sesuatu yang tertata rapi. Beberapa bendel transparasi akhirnya keluar juga dari map dan segera menempati bidang OHP.
"Klik" suara tombol power OHP menyelip ke suasana kelas yang penghuninya belum begitu akrab satu sama lain. "Krik krik krik" suara pengatur cahaya sedang diputar masih diiringi joke ala beliau. -toweiiing!- Gambar apa itu?????????????????????????
Oh no! Bapak dosen ini apa-apaan sih???
Katanya dosen Pendidikan Pancasila, tapi kok tampilan materi pertamanya malah kaya' dosen deskomvis gitu -,-
Ternyata oh ternyata...
Pelan-pelan Bapak dosen memperkenalkan diri lagi, tapi yang ini perkenalannya pakai OHP. Dan gambar apa yang dilihat mahasiswanya dari hasil proyektor transparansi pertamanya?
Itu gambar beliau sendiri T.T
Versi animasi gitu T.T
Waaah kagum pak! Kreatif banget. Tapi itu bikin sendiri apa buah karya orang lain pak? Cara bikinnya juga gimana ya?
Yang jelas, aku yang waktu itu duduk di deretan kursi paling depan tu nahan ketawa karena animasinya asoi banget, hihihi
Wow... hebat Pak. Gambarnya Bapak patut dapet jempol dah.
Sesuatu yang lebih aku suka, bapak itu punya kemampuan jelasin ke mahasiswa dengan caranya sendiri, yaitu cara yang sedetail mungkin supaya mahasiswanya ngerti apa yang beliau jelaskan.
Mungkin, step by step lah... Tapi lebih dari itu, ini detail banget.
Ternyata (lagi) beliau adalah "perek 3" di universitas.
"pembantu rektor" maksudnya...
Wah ternyata beliau adalah orang yang punya jabatan di universitas. Saking sibuknya, beliau pernah bolos kuliah alias ga kasi kuliah ke kelasku, tapi ga sering-sering amat sih, cuma berapa kali...
Tapi seimbang juga, karena soal-soal ujian akhir semester dari beliau juga sesuai dengan materi yang pernah dikasi.
Asiiiiiiiiiiiiik, terima kasih nilainya pak ^^o
Sehat selalu ya pak...
i love you (loh!)

Read more...

02 June 2009

DOSEN DOSEN BROADCASTING

Belum ada satu tahun kuliah di PTN satu-satunya di kotaku,
(eh sebentar sebentar, tiba-tiba "aku" bosen sama sapaan sendiri "gua", oke kembali pada "aku")
(dan silahkan menuliskan kritik nanti, maksudnya kritik tentang satu kalimat dalam kurung di atas kalimat ini, jika bersedia menuliskan, hehehe ribetnyaaa)
aku dan teman-teman sekelas udah ketemu sama 15 dosen.
Semester 1 ada 8 dosen dan semester 2 ada 7 dosen.
Bapak, Ibu, mas, mbak dosen tersebut kira-kira ga jauh beda sama dosen-dosen lainnya. Mereka kadang terlambat kasi kuliah, kadang kelamaan kasi kuliah, kadang lupa bawa bahan kuliah, kadang lupa bawa spidol, kadang kasi materi cuma buat mahasiswa yang duduk di depan, kadang juga ada yang pakai alat pengeras supaya mahasiswa yang duduk di belakang ikut konsen ke kuliahnya, kadang marah, kadang baik hati, kadang cuma kasi kuliah 20% dari waktu kuliah yang ada di jadwal, udah ahhh... Banyak banget kadang-kadangnya...
Menurut yang aku liat, dosen-dosen juga sebagian besar taat sama peraturan.
Misalnya selalu pakai busana yang formal dan rapi. Bahkan satu dosen di semester 1 malah selalu pakai blazer. Ya mentok-mentoknya dan sesantai-santainya mereka pakai hem sama celana jeans.
Secara garis besar dosen-dosenku udah sip lah. Tapi ga lepas dari kekurangan juga sih. Kalau menurutku, ini kekurangan mereka:
Seharusnya dosen yang habis ngisi kuliah tu langsung kasi kolom tanda tangan ke halaman belakang KRS mahasiswanya, itu seharusnya, tapi kenyatannya cuma segelintir dosen yang kasi tanda tangan langsung setelah kuliah. Ada dosen yang kasi tanda tangan sebelum UTS dan bahkan ada dosen yang sama sekali ga buang tinta ke kolom tanda tangan KRS mahasiswanya. Kebiasaan jarang atau bahkan ga kasi tanda tangan ke KRS juga kenyataannya udah jadi budaya di universitas sih. Sebelum ada yang komplain tentang hal ini juga ga masalah. Hampir semua mahasiswa juga mikirnya "selama masih dapat IP sewajarnya kenapa harus care sama hal kaya' gitu, ga penting ah" jadi yaaaaa begitulah, aku juga mikirnya gitu.
Seburuk-buruknya (tunggu, ga pantes banget kalau dibilang buruk, sebut saja kekurangan) mereka, seengga'nya mereka udah berusaha taat sama jadwal kuliah yang mereka pegang bahkan beberapa juga udah tulus bagi-bagi ilmu dan tulus pingin bikin pinter mahasiswanya.
Dosen juga manusia...
(eh itu bukan lirik lagunya si Candil loh ya)
Terima kasih Bapak, Ibu, mas, mbak dosen ^^v
(haduh kalau ada dosen yang baca gimana ya? hwahahahahahaaa silakan komen aja deh)
Tunggu cerita dosen selanjutnya---

Read more...

30 May 2009

Dari Es Degan Susu Hingga Manahan Part 1

Ngomong-ngomong soal ES DEGAN SUSU yang gua sisipin di entri sebelumnya, nah sekalian promosi nih,
gua diajak sahabat gua si AOD itu pertama kalinya minum es degan susu, sumpah enak banget, seger, rasanya pas banget, apalagi degannya pakai kelapa muda, hmmmmmm ayolah gua harap pembaca membayangkan gelas berisi air berwarna putih tulang yang rasanya susu dan manisnya pas sesuai dengan parameter manis menurut kalian, lalu bayangkan mengunyah kelapa muda yang mak nyuusss banget,,, hmmmmmmmmm...
Udah bayangin, udah dapet feel-nya?
Nah yang lagi di kota Solo alias Surakarta, kunjungi kawasan yang namanya Manahan, di belakang Manahan sana banyak banget PK5 jualan macem-macem makanan dan minuman yang salah satunya es degan susu itu tadi.
Gua share sekalian buat kalian yang belum pernah ke Manahan, Surakarta.
Kalian tahu tempat pelaksanaan PON yang pertama?
Di situ, di GOR Manahan Surakarta.
Tempat yang luar, biasa digunakan untuk segala macam kegiatan olahraga. Mulai dari jogging, basket, sepeda, taekwondo, boxing, sepak bola, dll. Pokoknya segala macam kegiatan olahraga tuh pada latihan di tempat itu, ya iyalaaah kantor dinas KONI aja di dalam Gor Manahan, jadi secara ga langsung kegiatan olahraga di kota Surakarta terpusat di Manahan. Ada juga lapangan tenis tepat di samping GOR Manahan, selain itu fakultas POK dari Universitas negeri di Surakarta letaknya juga di depan pintu belakang GOR Manahan.
Oh iya, nama "Manahan" sendiri sebenarnya berasal dari cerita nyata bahwa dahulu di kawasan Manahan digunakan buat olahraga -MEMANAH-, itu loh olahraga yang pakai busur panah dan anak panah. Kalau dijelaskan dalam Bahasa Jawa, -panah- merupakan kata benda, sedangkan -manah- merupakan kata kerjanya, maka disebut -Manahan- yang berarti "tempat untuk memanah"
Sejak lama, kawasan Manahan dikelilingi oleh PK5, entah itu di bagian depan, samping, maupun belakang, pasti ada PK5. Mereka jualan macam-macam, mulai dari makanan, minuman, kios koran, mainan anak-anak, ikan hias, baju, tanaman hias, CD&VCD bajakan, terapi kesehatan, bengkel manusia, pijat urut, sampai cafe yang kalau malam ber-image- negatif.
Tapi 2 tahun yang lalu, Walikota dan Wawalikota Surakarta yaitu Ir. Jokowidodo dan Fx. Rudianto -nama akrabnya Pak Jokowi dan Pak Rudi- beserta jajarannya berhasil menertibkan kawasan Manahan dan sekelilingnya.
Hasilnya? Wow, bersih, sehat, rapi, indah deh...
Hasilnya, bagian depan GOR bersih dari semua PK5 tapi diganti dengan penghijauan dan taman, taman di depan itu namanya "taman rupa" karena di situ diberi hiasan sebagai teman para tanaman hijau. Nah, hiasan tersebut berupa topeng yang melambangkan rupa atau wajah sebuah karakter, makannya disebut taman rupa.
Lalu di bagian belakang GOR dibuat kapling-kapling yang ditempati oleh PK5. Dengan dibentuk kapling-kapling seperti itu, maka kegiatan jual beli PK5 jadi lebih teratur. Barang dagangan mereka juga ga beda jauh sama PK5 sebelum penertiban, bahkan hampir semua PK5 yang ada di sekeliling GOR yang sekarang adalah PK5 yang dulu menempati sekeliling GOR sebelum penertiban. Hebat ya Walikota dan Wawalikota Surakarta >,<
Maka lahirlah tempat berjualan es degan susu yang super enak di belakang GOR Manahan itu...
Somoga laris ya maaas ^^o

Read more...

29 May 2009

Tes Psikologi ke sekian

Jum'at yang sibuk.
Jam 3 sore ada pelatihan Bahasa Inggris dan jam 7 malem ada Rapat Koordinasi sebuah kepanitiaan.
Tapi eh tapi eh tapi, gua lupa kalau ternyata hari ini ada Tes Psikologi di kampus, untung aja ada sms masuk yang nanyain jam tesnya, jadi inget deh, saudaraku -sebut saja my sista- yang berinisial "PC", dialah yang tanya jam tesnya lewat sms.
segeralah gua selesaiin beli buku di sebuah toko buku (dilarang sebut nama toko buku) dan selesaiin aktifitas minum es degan susu sama sahabat gua yang berinisial "AOD".
Oke oke, tes psikologinya...
Gua selesaiin aktifitas sama AOD dan berangkat ke kampus buat ikut tes psikologi.
(Lagi-lagi "inginnya seimbang", seperti judul entry sebelumnya)
Panas banget jam 1 siang T.T
Tapi gua tetep niat kalau buat sebuah kepentingan ke kampus.
Tau ga sih, sebenarnya tujuan tes psikologi apa ya?
Pertanyaan itu, gua ga respect banget kalau jawabannya "untuk mengetahui minat dan bakat"
Gua pinginnya tahu jawaban yang lebih ilmiah dikit kek, sesuai ilmu psikologi gitu... Kapan-kapan deh kalau ketemu sama anak psikologi.
Rasanya kurang "ngeh" tes psikologi tadi, secara (sebenernya gua benci istilah -secara- tapi sekali-kali pakai istilah itu no problem lah) gua jadi inget sama tes psikologi sebelum-sebelumnya, mulai dari SD, SMP, SMA, ditambah tes psikologi percobaan dari seorang alumni SMA yang waktu itu habis bikin konsep tes gitu, ditambah juga tes psikologi sebelum masuk Perguruan Tinggi Negeri, sungguh tes yang menguras konsentrasi buat orang yang seserius gua.
Tes Psikologi ke sekian.
Waktu gua jawab lembar jawab yang pertama, alam basa malah otomatis mikir tentang proses pembuatan soal, lembar jawab, dan maksud tes itu, tapi semua clear, gampang sih. Gua mikirnya ga ada ukuran benar-salah, tapi itu sesuai dengan gua.
Lembar jawab yang kedua, 2 bagian dari tes logika bisa dikerjain lancar,
oh nooo, 1 dari 3 bagian matematika itu -grooooooooooook- menyebalkan [-,-] gua lupa rumus luas trapesium dan ketemu sama soal matematika al jabar yang -groooooooook- juga. Mau ga mau gua harus nyuri waktu di tes bagian selanjutnya, akhirnya bisa ketemu jawabannya tuh si al jabar, kecuali si trapesium itu. Coba kalau inget rumus luas trapesium pasti gua bisa, walaupun cuma satu nomor tapi rasanya ga puas kalau ga bisa ngerjain dengan alasan -lupa rumus-. huhuhu...
Tes bagian selanjutnya adalah tes verbal, wow asik, it's time to enjoy the test, tinggal kita jeli aja pasti bisa. Eh menurut gua tergantung dari tingkat kecerdasan sih, ada juga temen yang ga bisa ngerjain soal yang gampang (kalau dia baca ini semoga dia ga ngrasa, hehehe dasar gua jail ya).
Tapi ini bukan tes yang paling susah.
Menurut gua, tes psikologi paling susah itu tes psikologi dari seorang alumni SMA. Namanya mas Adi, dia sarjana psikologi dari UGM! Jogja.. Asli.. wow...
Walaupun udah berkeluarga, tapi beliau masih bisa bikin puyeng teman-teman yang mau jadi korban percobaan konsep tes psikologinya yang baru. Salam buat putri-putrinya mas Adi (kalau baca tulisan ini)
hihihi
Tapi maaf, bentuk tes psikologi dari mas Adi ga bisa gua share di sini karena gua udah ga inget, udah 2 tahun yang lalu. Yang bisa gua share, salah satu tes psikologinya itu pakai -benda-, yaitu -paku-. Petunjuknya, ada 10 buah paku, gimana cara kalian supaya ada 1 paku yang bisa menopang 9 paku lainnya. Gimana?
Bayangin sendiri deh, syukur-syukur mau coba beneran.. hwehehehe, dan gua ga kasi tau jawabannya lewat sini ^^v
---
Oke, tes psikologi ke sekian menurut gua bukan tes psikologi yang susah dan menguras otak buat konsentrasi sampai capek, tapi tes psikologi yang ini yaa itung-itung buat bikin otak kerja sedikit lebih berat seperti waktu belajar buat UN SMA dulu deh. Sekali-kali otak harus diajak refreshing, refreshing dalam arti yang beda loh ya... hwehehe
Buat gua kuliah di jurusan broadcasting itu kalau ke laborat broadcast udah gua anggep sebagai refreshing, jadi tes psikologi perlu juga buat otak, sesekali otak diajak konsentrasi penuh.. wuuuzzz...
Keep work by your own brain and body, okay?!

Read more...

26 May 2009

Inginnya Seimbang


Pagi itu cerah,

siang itu panas,
sore itu tenang,
malam itu penyelesaian.
Iya, itulah suasana bumi sehari-hari. Tapi belum termasuk suasana-suasana yang tak terduga seperti hujan, badai, gempa, dan tsunami. Mereka itu pewarna bumi, kadang gelap kadang terang, kadang jahat, kadang (ka-dangu sanget) ya begitu laaah. Tergantung mereka datang dari dan di ruang dan waktu yang tepat atau tidak tepat.

(switch language to gaul, hahaha)
Nah kalau misalnya mau kuliah tapi tiba-tiba ada "suasana yang tak terduga" itu tadi gimana?Woaaaaah itu dikasi nama "hambatan" aja ya =(
"Siang itu panas" dan siang itu memang panas, tapi kalau tiba-tiba panasnya menyengat (pakai banget) oh nooooooooo, hadu du du duuuuuh, mau berangkat kuliah tu jadi serasa mau ke daerah pasir pantai tanpa pohon (ya iyalaaah mana ada pasir pantai ada pohonnya??? Pohonnya kan cuma ada di tepi sebelum pasir), mending kalau ada pohon kepala batok (eh) pohon kelapa.
(tambahan: ada teman yang pernah salah ngomong kata KEPALA BATOK, apa itu? parah)
Apalagi kalau naik motor tu -ih- -idiih- -awww- (alay) banget, sedihnya kalau kulit jadi gosong, wuuuzzzzzzz, apalagi bagian tangan.
Histeris ya, harus histeris aah...
Hauu hauu hauu, itulah yang namanya "hambatan".
Kalau mikir kuliah - engga - kuliah - engga - kuliah - engga, ya udah pastinya gua pilih kuliah, oke coy?! oke
Sebabnya apa? Karena biaya kuliah mahal, masa' bolos... hahaha engga banget tu buat gua. Seengga-engganya ada usaha buat hal yang positif gitu.

Beda lagi kalau "hambatannya" itu hujan. Waaah! Malah asik tuh, adeeem ^^vGua lebih suka adeeem daripada panas. Tapi memang dua-duanya sama-sama dibutuhin buat hidup.. hohoho
Kalau hujan malah tambah semangat tuh berangkat kuliahnya. Yaaa, butuh jas hujan sih sama harus lebih hati-hati di jalan aja, apalagi pakainya roda 2, jalan licin jadi rawan adegan tergelincir alias kepleset.

Tapi ngomong-ngomong itu diatas tulisannya gimana sih? hmmm anggep aja cara pemikiranku yang unik dah.
Mari tersenyum, silakan tertawa juga (menghibur diri)---

lanjut.

Aduuh tapi kalau hujan terus ya repot juga sih, gimana kalau lagi banyak urusan.
Oh hujan (lagunya utopia, hwehe) datanglah disaat yang tepat, jangan menunggu panas mendahului menyengat.
Oh panas, datanglah untuk mengeringkan jemuranku...
ooops!

Read more...

15 May 2009

Hai hi hu he ho!

Hai hi hu he ho!
5 vokal huruf cukup untuk mengawali blog yang super terlambat ini.
Atau “SELAMAT DATANG pada blog keroncongan ini” (selamat datang? Ah kurang pas, aku lebih suka “hai hi hu he ho”)
Asal –sapaan- sudah ada, itu rasanya sudah cukup.

Iya, blog ini super terlambat (+ banget).
Sebenarnya gua (gua atau aku?) kenal blog sejak SD, diperkenalkan oleh sesosok ibu pada acara promosi pembukaan jasa internet baru, 7 tahun silam.
“Oh udah punya e-mail ya dek. Bikin e-mail buat apa dek? Sini ibu kasi tau sesuatu”
(klutik klutik klutik)
“Nah, anak ibu di rumah, saya ajarin pake yang namanya blog ini dek. Biar anak ibu latihan nulis. Ibu ajarin dia nulis semacam diary dulu. Jadi, kejadian sehari-hari di share di sini. Selain buat latihan nulis, juga bermanfaat buat nglatih daya ingat. Tadi siang di sekolah ngapain, malamnya di share di blog, bagus banget buat nglatih daya ingat kan dek”
(oh no, ibuuu, saya itu lagi mau buka e-mail sama chatting, kapan-kapan deh saya coba ntuh blog sendiri)
Eeeh, si ibu itu malah nglanjutin…
“Anak saya sudah lumayan lama punya blog. (tiba-tiba taskbar-ku kedip-kedip) Eh itu ada yang chat tuh dek. Oh adek pakai MIRC juga ya? Udah bisa chatting berarti? Hebat ya. Tapi pesen ibu, hati-hati ya kalau chatting, banyak user yang lancang, kalau macem-macem langsung di close aja dek”
-------- risih, sampai aku ga bisa ketik password karena ibu itu di sampingku terus. Ga mau donk kalo passwordku dibaca ibu itu, secara passwordku cuma pendek gitu.
Rasanya cukup ya, kisah perkenalanku sama blog oleh ibu-ibu baik hati yang aku anggap cerewet itu.

Aku (sekali lagi, gua atau aku?) langsung lupa sama blog, padahal ibu cerewet itu mempresentasikan blog. Waktu itu belum punya naluri buat nulis sih, emang mau nulis apa. Daripada bikin blog tapi blank, ya kan? Hwehehe…
Lagian film Ada Apa Dengan Cinta –film yang membangkitkan jiwa sastra Indonesia di era milenium- juga baru muncul beberapa bulan kemudian, sedangkan aku udah lupa sama blog, hahaha. Kenapa film AADC? Karena film itu yang bikin banyak orang –khususnya teenager saat itu- punya naluri buat nulis, entah itu cuma puisi amburadul tapi filmnya benar-benar bikin orang ingat sama angkatan sastra Indonesia.
Puisi-puisiku masih ada loh, Cuma lupa disimpan di mana, yang jelas masih ada.
Intinya aku lupa blog, lupa blog, lupa blog.
Sampai akhirnya baru tertarik blog sekarang. Ya bukan tertarik sih, tapi lebih tepat karena tuntutan dosen, huhuhu…
Pak, ini paaak, saya udah bikin blog.

Karena udah bikin blog, maka harus berusaha tetep hidup blognya.
Ibarat punya kura-kura, harus dipelihara dengan baik pula.
(Tapi kura-kura amis baunya, aku ga begitu suka. Berarti aku ga begitu suka juga dengan………) –analogi macam mana tuh-
Oke, inilah sapaan manis (menurutku sih manis) dari aku, mohon maaf kalau ada salah, mohon maaf juga sama ibu yang cerewet, hihihi

Read more...